Visualisasi grafik garis dengan R |
Grafik garis atau line chart merupakan bentuk visualisasi yang banyak sekali dibutuhkan dan diminati dalam dunia data visual. Selain bentuknya yang menarik, visualisasi jenis ini juga relevan dengan data-data yang bersifat kontinu. Umumnya dari kita memvisualisasikan grafik garis ini menggunakan excel dan dalam penerapannya cukup mudah dan cepat, dengan block datanya, kemudian pilih Insert lalu pilih jenis grafik garis atau line, kita sudah bisa memvisualisasikan data kita dengan grafik berbentuk garis.
Namun, bagaimana penerapannya di R? Kali ini kita akan bareng-bareng belajar bagaimana teori dasar termasuk cara mengcustome grafik garis ini. Oke, pada dasarnya, grafik garis bisa kita lakukan dengan memanfaatkan fungsi plot() yang tertanam secara standar di R. Intinya terletak pada type dari plot data yang akan kita gunakan, kalau dituliskan sebagai berikut:
plot(data, type = "l", xlab, ylab, main)
Data menunjukkan data apa yang mau kita visualisasikan; kemudian type = "l" (el kecil) ini nantinya akan berbentuk garis tanpa marks, kalau kita ingin ada marksnya atau tanda bulatannya cukup mengubahnya dengan "b"; xlab adalah nama sumbu X, ylab adalah nama sumbu Y-nya; dan terakhir adalah main atau judul dari grafik garis yang kita sajikan.
Oke, teman-teman, biar tidak berlama-lama dan bertele-tele, kita langsung saja praktikkan bagaimana penerapannya di R. Pertama kita unduh dulu datanya, kali ini kita akan memvisualisasikan data laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur mulai triwulan I - 2011 hingga triwulan IV - 2021 yang bersumber dari laman situs jatim.bps.go.id yang telah saya rekap, bisa diunduh pada tautan berikut ini. Berikutnya, kita visualisasikan data tersebut dengan menggunakan beberapa code berikut:
Code:
#Mengaktifkan package readxl
library(readxl)
#Import Data Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
#Ulasan import data dari excel dapat teman-teman baca pada tautan berikut
lajupejatim <- read_excel("C:/Users/Joko Ade/Downloads/lajupejatim.xlsx")
#Mengetahui variabel apa saja yang ada di dalam data frame lajupejatim
names(lajupejatim)
#Y adalah laju pertumbuhan year on year dan C adalah kumulatif to kumulatif (triwulanan)
Hasil:
[1] "Y" "C"
#Y itu data pertumbuhan year on year dan C adalah cummulative to cummulative
Code:
#Mengattach data frame laju pertumbuhan ekonomi supaya lebih praktis
attach(lajupejatim)
#Grafik garis (line chart) year on year
plot(Y, type = "l", col = "blue")
Hasil:
Visualisasi 1 |
Code:
#Memberi Nama sumbu X Periode dan sumbu Y laju pertumbuhan (%) dan garis putus-putus
#silakan coba dengan memasukkan lty = 1, 2, 3 dan bisa dicek hasilnya
plot(Y, type = "l", col = "blue", xlab = "Periode", ylab = "Laju Pertumbuhan (%)", lty = 2)
Hasil:
Visualisasi 2 |
Code:
#Mengubah keterangan Periode menjadi Data Series
#Data mulai dari Q1 2011 dan frekuensinya karena triwulanan maka frequency = 4
yoy <- ts(Y, start = 2011.1, frequency = 4)
plot(yoy, type = "l", col = "blue", xlab = "Periode", ylab = "Laju Pertumbuhan (%)")
Hasil:
Visualisasi 3 |
Code:
#Mengubah range sumbu Y menjadi lebih baik dengan mengatur ylim = c(-7, 10)
#Membubuhi judul plot
plot(yoy, type = "l", col = "blue", xlab = "Periode", ylab = "Laju Pertumbuhan (%)", ylim = c(-7, 10),
main = "Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur \n Q1-2011 - Q4 - 2021 year on year (%)")
Hasil:
Visualisasi 4 |
Code:
#Mengubah range sumbu Y menjadi lebih baik dengan mengatur ylim = c(-7, 10)
#Membubuhi judul plot
#memberi legenda
#Q2 - 2020 Diterapkan PSBB akibat Pandemi Covid-19
plot(yoy, type = "l", col = "blue", xlab = "Periode", ylab = "Laju Pertumbuhan (%)", ylim = c(-7, 10),
main = "Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur \n Q1-2011 - Q4 - 2021 year on year (%)")
legend(2014.1, 0, c("Laju Pertumbuhan (%)"), cex = 0.8, box.col = "white")
abline(v = 2020.2, col = "red", lty = 2)
text(2020.2,-5, c("Kebijakan PSBB"), cex = 0.8)
Hasil:
Visualisasi 5 |
Code:
#Membuat 2 grafik garis
#garis pertama
plot(yoy, type = "b", col = "blue", xlab = "Periode", ylab = "Laju Pertumbuhan (%)", ylim = c(-7, 10),
main = "Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur \n Q1/2011 - Q4/2021 year on year (%)", pch = 19)
#garis kedua
lines(ts(C, start = 2011.1, frequency = 4), type = "b", col = "green", pch = 19)
#garis verikal sebagai tanda batas tertentu atau threshold
abline(v = 2020.2, col = "red", lty = 2)
#teks pada garis vertikal terletak pada absis dan ordinat 2019.1, -5
text(2020.2,-5, c("Kebijakan PSBB"), cex = 0.8)
#keterangan untuk laju pertumbuhan year on year
text(2022.1, 6, c("yoy"), cex = 0.8)
#keterangan untuk laju pertumbuhan cummulative to cummulative
text(2022.1, 4, c("ctoc"), cex = 0.8)
Hasil:
Visualisasi 6 |
Oke, demikian sedikit ulasan bagaimana kita melakukan visualisasi data dengan grafik garis atau line chart di R. Jangan lupa untuk share, tanya-tanya di kolom komentar, dan menyimak unggahan berikutnya. Semoga bermanfaat.